فَعَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ
يَسْتَعْمِلَ مَا فِي كِتَابِ اللهِ وَصَحِيْحِ السُّنَّةِ مِنَ الدُّعَاءِ
وَيَدَعُ مَا سِوَاهُ وَلاَ يَقُوْلُ أَخْتَارُهُ كَذَا فَإِنَّ اللهَ
تَعَالَى قَدِ اخْتَارَ لِنَبِيِّهِ وَأَوْلِيَائِهِ وَعَلَّمَهُمْ كَيْفَ
يَدْعُوْنَ

Wejangan dan Kritik
Perkataan beliau di atas merupakan wejangan sekaligus kritikan. Merupakan wejangan, karena beliau menasihati kita sebagai kaum muslimin untuk menggunakan berbagai do’a yang bertebaran di dalam Al Quran dan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, karena berbagai do’a yang tercantum di dalam dua sumber tersebut merupakan wahyu yang nihil dari kesalahan.
Perkataan beliau juga merupakan kritik bagi kita yang terkadang lebih mengedepankan do’a-do’a buatan yang tidak bersumber dari keduanya. Terkadang, dalam meminta kebaikan kepada-Nya, atau memohon agar dihindarkan dari keburukan, kita lebih memprioritaskan penggunaan do’a yang diperoleh dari guru-guru spiritual, mengesampingkan do’a-do’a yang besumber dari Al Quran dan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Al Qadhi ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Allah menginginkan untuk diminta dan Dia telah memberitahukan (berbagai macam) do’a di dalam kitab-Nya kepada makhluk-Nya. Begitu pula dengan nabi, beliau telah mengajar umatnya berbagai bentuk do’a. Do’a-do’a tersebut mengandung tiga hal, yaitu ilmu tauhid, ilmu bahasa, dan nasihat kepada umat ini. Oleh karena itu, seorang tidak boleh berpaling dari do’a yang diajarkan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Sangat disayangkan saat ini), syaithan telah memperdaya manusia dari kedudukan yang agung ini, dia mendatangkan orang-orang jahat yang merekayasa berbagai do’a buatan untuk mereka, sehingga mereka pun sibuk untuk mengerjakan berbagai do’a tersebut dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Do’a Nabi, Do’a Terbaik
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pribadi yang paling mengenal Allah, tentulah merupakan pribadi yang paling tahu kebaikan apa yang paling pantas diminta kepada Rabb-nya, demikian pula beliau tentulah mengetahui bentuk keburukan yang paling pantas untuk dihindari. Dengan demikian, seorang muslim tatkala meminta kebaikan kepada Allah dalam do’anya, hendaknya dia meminta sebagaimana permintaan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula tatkala dia memohon perlindungan dari keburukan, hendaklah dia meminta layaknya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah ta’ala.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
Beliau juga mengatakan,
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami ‘Ammar bin Muhammad anak saudari Sufyan Ats Tsauri, telah menceritakan kepada kami Al Laits bin Abu Sulaim dari Abdullah bin Sabith dari Abu Umamah ia berkata;
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pribadi yang paling mengenal Allah, tentulah merupakan pribadi yang paling tahu kebaikan apa yang paling pantas diminta kepada Rabb-nya, demikian pula beliau tentulah mengetahui bentuk keburukan yang paling pantas untuk dihindari. Dengan demikian, seorang muslim tatkala meminta kebaikan kepada Allah dalam do’anya, hendaknya dia meminta sebagaimana permintaan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula tatkala dia memohon perlindungan dari keburukan, hendaklah dia meminta layaknya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah ta’ala.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
وينبغى للخلق أن يدعوا بالأدعية
الشرعية التى جاء بها الكتاب والسنة فان ذلك لا ريب فى فضله وحسنه وأنه
الصراط المستقيم صراط الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء
والصالحين وحسن أولئك رفيقا
“Manusia sepatutnya berdo’a dengan berbagai syar’i yang terdapat
dalam Al Quran dan sunnah, karena tidak disangsikan lagi akan keutamaan
dan kebaikannya. Sesungguhnya itulah jalan yang lurus, jalan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiiqiin,
syuhada, dan shalihin, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”Beliau juga mengatakan,
لَا رَيْبَ أَنَّ الْأَذْكَارَ
وَالدَّعَوَاتِ مِنْ أَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَالْعِبَادَاتُ مَبْنَاهَا
عَلَى التَّوْقِيفِ وَالِاتِّبَاعِ لَا عَلَى الْهَوَى وَالِابْتِدَاعِ
فَالْأَدْعِيَةُ وَالْأَذْكَارُ النَّبَوِيَّةُ هِيَ أَفْضَلُ مَا
يَتَحَرَّاهُ الْمُتَحَرِّي مِنْ الذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَسَالِكُهَا
عَلَى سَبِيلِ أَمَانٍ وَسَلَامَةٍ وَالْفَوَائِدُ وَالنَّتَائِجُ الَّتِي
تَحْصُلُ لَا يُعَبِّرُ عَنْهُ لِسَانٌ وَلَا يُحِيطُ بِهِ إنْسَانٌ وَمَا
سِوَاهَا مِنْ الْأَذْكَارِ قَدْ يَكُونُ مُحَرَّمًا وَقَدْ يَكُونُ
مَكْرُوهًا وَقَدْ يَكُونُ فِيهِ شِرْكٌ مِمَّا لَا يَهْتَدِي إلَيْهِ
أَكْثَرُ النَّاسِ
”Tidak diragukan lagi bahwa dzikir dan do’a termasuk ibadah yang
utama dan ibadah terbangun di atas pondasi tauqif (terima jadi dari
pembuat syari’at-peny) dan ittiba’ (mengikuti aturan syari’at-peny),
bukan mengikuti keinginan pribadi dan ibtida’ (membuat-buat sendiri).
Dengan demikian berbagai do’a dan dzikir yang dituntunkan oleh nabi
merupakan bentuk yang terbaik. Orang yang mengikuti tuntunan nabi dalam
berdo’a dan berdzikir berada di atas jalan keamanan dan keselamatan.
Berbagai faedah dan buah yang dipetik (oelehnya) tidak dapat diungkapkan
oleh lisan dan tidak dapat diketahui oleh manusia. Adapun berbagai
dzikir selain yang dituntunkan nabi terkadang berstatus haram, makruh
atau bahkan berstatus kesyirikan (yang sangat disayangkan) betapa banyak
orang yang tidak memperoleh petunjuk dalam hal ini. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami ‘Ammar bin Muhammad anak saudari Sufyan Ats Tsauri, telah menceritakan kepada kami Al Laits bin Abu Sulaim dari Abdullah bin Sabith dari Abu Umamah ia berkata;
Rasulullah shallallahu
wa’alaihi wa sallam berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun
darinya. Kami katakan; wahai Rasulullah, anda berdoa dengan doa yang banyak,
kami tidak hafal sedikit pun darinya.
Kemudian
beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang
menggabungkan hal itu semua? Engkau ucapkan;
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ
مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“ALLAAHUMMA
INNAA NAS-ALUKA MIN KHAIRI MAA SA-ALAKA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADIN WA NA’UUDZU
BIKA MIN SYARRI MAS TA’AADZA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADUN SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASALLAM WA ANTAL MUSTA’AANU WA ‘ALAIKAL BALAAGH, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA
ILLAA BILLAH”
(Ya Allah, kami memohon diantara
kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan
yang Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan
kepadanya, Engkau Tempat meminta pertolongan, dan Engkaulah tempat mengadu, dan
tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolonganMu).
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. (HR. Ath-Tirmidzi – No. 3443)
Semoga kita
bisa menghafalnya, amiin…
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada
kami ‘Ammar bin Muhammad anak saudari Sufyan Ats Tsauri, telah
menceritakan kepada kami Al Laits bin Abu Sulaim dari Abdullah bin
Sabith dari Abu Umamah ia berkata;
Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun darinya. Kami katakan; wahai Rasulullah, anda berdoa dengan doa yang banyak, kami tidak hafal sedikit pun darinya.
Kemudian beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua? Engkau ucapkan;
(Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepadanya, Engkau Tempat meminta pertolongan, dan Engkaulah tempat mengadu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolonganMu).
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. (HR. Ath-Tirmidzi – No. 3443)
Semoga kita bisa menghafalnya, amiin…
- See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-memohon-kebaikan-apa-yang-diminta-rasulullah.html#sthash.PoBodJR0.dpuf
Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun darinya. Kami katakan; wahai Rasulullah, anda berdoa dengan doa yang banyak, kami tidak hafal sedikit pun darinya.
Kemudian beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua? Engkau ucapkan;
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللَّهِ
“ALLAAHUMMA
INNAA NAS-ALUKA MIN KHAIRI MAA SA-ALAKA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADIN WA
NA’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAS TA’AADZA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADUN
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM WA ANTAL MUSTA’AANU WA ‘ALAIKAL BALAAGH, WA
LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH”(Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepadanya, Engkau Tempat meminta pertolongan, dan Engkaulah tempat mengadu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolonganMu).
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. (HR. Ath-Tirmidzi – No. 3443)
Semoga kita bisa menghafalnya, amiin…
- See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-memohon-kebaikan-apa-yang-diminta-rasulullah.html#sthash.PoBodJR0.dpuf
0 comments:
Posting Komentar